untukmu-

entah. tapi malam ini aku melihat matamu lelah.
takapa. sebab itu akan membuatmu meminta kekuatan pada Sang Mahakuat,
tak mengapa. sebab Dia takkan pernah lelah menemani kita.
hidup ini adalah tempat ujianNya. agar dapat dilihat seberapa sabar dan kuat kita.
Allah punya perhitungan sendiri terhadap apa yang diberikan kepada hambaNya.
tetaplah tersenyum lapang untuk semua..

air mata itu,

untuk yang kali kedua di hari ini, aku menyaksikan lakilaki itu menitikkan air mata. hm, sedih pastinya. tapi aku hanya terdiam. berusaha bersikap semanis mungkin *tsaaah . yang pasti gak ikutan nangis, meski jika dipaksakan ngomong pasti geter juga suaranya.
pertama, ia menangis karena sakitnya. mungkin ia merasa kesabarannya sedang menipis. mungkin pula ada takut yang menyelimut, dan yang pasti ia tengah merasakan ngilu yang amat sangat di pangkal pahanya. *huuf.. sel2 jelek itu jahaaat banget yaa, bikin kau kesakitan mulu..
dan yang kedua lakilaki itu tibatiba berhenti makan. makanannya terhenti di kerongkongan. buru-buru kuangsurkan air putih untuknya. inget Syahim, katanya. “Syahim lagi apa yah? pasti Bundanya belum pulang jam segini.” Syahim adalah cucu pertamanya. baru 7 bulan rumah kami diramaikan oleh suara bayi. AlhamdulilLah “aku bisa Liat Syahim gede gak yah?” dilanjutkan dengan obrolannya tentang dua anaknya yang masih belum juga menikah. biasanya dia gak pernah sekalipun mengeluh. semoga ini hanya sedih sesaat.
laki-laki Matahari.
kita udah sepakat dari awal untuk tetap berjuang. Allah berikan semua agar kita makin mulia. kita harus terus menambah stok ikhlas dan sabar. jatuh bangun pasti. tapi ketika Allah sudah mengamanahi sesuatu kepada kita, maka pastinya Ia takkan meninggalkan kita sendirian.
*menyemangati diri*
(Jogja,13.05)

imajiner*

“sel-sel itu jahat, ya Tin. mereka seenaknya bikin ngilu begini.”
“iyah, Pak. kita usir bareng-bareng yuk pake istighfar, kita lapangkan kehadirannya dengan tetap tersenyum pada yang menghadirkannya. mudah bagiNya untuk menghilangkan sakit itu.”
“tapi masih sakit, Tin. makin sakit.”
“semoga jadi penggugur dosa ya, Pak. asal sabar, asal ikhlas. InsyaAllah. kita berdoa sama-sama, Allah takpernah ingkar janji kan? kita juga sedang ikhtiar semampu kita.”
jogja, 20.54

disini.

ada hal yang harus diikhlaskan. disini.
ada ingatan yang musti diwajarkan. disini.
ada harap yang harus diselaraskan dengan rasa takut. disini
ada takut yang ditimpa dengan seruah harap. disini
ada kamu. bukan semu.
ada dia. membayang setia.
ada doa. menyangga jiwa.
disini.
ada Allah.
penguasa selaksa
raga.jiwa.manusia.
disini.
disini.

(panti rapih, 22.57)

rindu

: rindu

adalah bukan tentang jarak seberapa mil entah ia terpisah. namun tentang kenang kebersamaan. akankah ia bisa kembali terulang.
: rindu
adalah bukan tentang jarak seberapa mil entah ia terpisah. namun tentang waktu yang menjauh dari jenak pertama kali ia bertemu.
: rindu
adalah bukan tentang jarak seberapa mil entah ia terpisah. namun tentang aksara yang menjelma kata. kau baca pada jeda pagi, senja atau setelahnya.
: rindu
adalah bukan tentang jarak seberapa mil ia terpisah. namun tentang senyap yg menyergap bahkan sebelum kau sempat berbalik langkah
: rindu
adalah bukan tentang jarak seberapa mil ia terpisah. namun tentang doadoa sederhana yang terhimpun sempurna pada hatihati yang bersua karenaNya
rindu memayah di jogja: hew.. lebayparah.
6.42

Jogja, 18 feb-


tetiba terasa seperti Kinanthi yang ketakutan saat jarak makin membaginya dengan kenangan masa kecil bersama Ajuj hingga akan semakin mengalikan rindu yang memang sudah berlipat-lipat jumlahnya

tetiba terasa seperti manusia dungu yang menghamba pada rindu akan sekelebat waktu tentang bayangbayang ungu bayangbayang biru bayangbayang ragu dibawah teduh langitcantik kotamu

tetiba terasa kau serupa gubug penceng penunjuk arah selatan menemaniku pada rebah sajadah merah di akhir sepertiga menghantar hingga subuh tiba

tetiba terasa hari amat cepat berlalu kaupun semakin menjauh dari riuh gemuruh suara gaduh mulutku yang memaksamu membaitkan doa petang-pagi untukku

tetiba terasa ingin menghentikan perputaran matahari dan berdiam di tepian senja yang jingga bercengkrama memunguti kerlip bintang kepagian mengantonginya menjadi cenderamata kita tanpa warna tanpa nama hanya pesona tak terkata kau dan JOGJA

“adakah yang lebih ngilu dari rasa rindu?





Jogja_22.50
*untuk Jogja dan Dia yang telah mengirimmu menemuiku. terimakasihku*

Allah mencintaimu lebih dari yang kau perlu*

Sangat tidak mudah berada pada kondisi menerima vonis penyakit apa yang tengah diderita orang yang kita sayang. Perlu ekstra tenaga dan senyum untuk sekedar melerai gundah. Tapi ternyata sebagai seorang phlegma hal itu cukup membantu. Disaat orang2 rumah panik dengan berbagai hal, sang phlegma masih bisa menanggapinya dengan penjelasan detail seraya tersenyum. Disaat orang-orang bertanya tentang vonis yang cukup menyeramkan tersebut, sang phlegma terlebih dahulu menyapa dengan senyum sehingga sedikit meredam kekhawatiran.
“Wah nembe nek mb Titin gak senyum dulu, aku wis lemes meh semaput.” kata salah seorang saudara.
Segitunya yah? padahal, cuma mikir. Moso mau nangis? Yo, isin. Minimal senyum dululah, baru kalo mw nangis, monggo heu.. Dan pas di jalan menuju tempat saudaraku itu, aku sempet nangis juga sebenernya di motor.
Lain lagi, komentar adikku mengenai suaminya yang phlegma sejati juga. “Mas Vinis nek di takeni datar banget. Jawabannya; Bapak ya baik. Stabil suhu badan sama tensi. Bisa tidur nyaman juga. padahal Ririn udah panik, tanyanya serius bener, jawabannya begitu thok.” lanjutnya.
Ahahah.. yo emang begitu. mau ngapain lagi, toh panik, sedih nangis berlebihan gak bisa jadi solusi. So ya, mending menata hati biar tenang. (alasaaan, padahal nangis sejadi2nya juga, cuma malu ketauan aje )
Alla kulli hal,
Ternyata dalam kondisi apapun ketenangan hati dan menjaga prasangka memang sangat diperlukan. Apalagi pada kondisi dan situasi yang kapan saja bisa menyulut emosi. Menjadi pengalaman berharga buatku, saat merasa seorang diri menjaga Bapak, sedang kaka dan adik berada di 3 kota yang berbeda. Pagi konsul dengan dokter yang jujur aja membuat hati makin ciut dan muka memucat memasi. halah! Dan sebelum dokter datang, bawaannya pasti deg2an, berasa mw bimbingan trus takut di marah2in heheh..
Siang sampai malam di hubungi orang2 rumah bertanya tentang kondisi Bapak lengkap dengan solusi yang di tawarkan. Rasanya niy kepala penuh aja, yang jelas harus menjaga kata2 biar Ibu ga shock, Bapak tetap semangat dan apa yang kusampaikan sesuai dengan apa yang disampaikan dokter. Makanya sms2 dari temen2 rata-rata kupending. Dan bahkan jarang ada yang tau aku sdg di Yogya. Afwan yo, tak bermaksud abai atas perhatian semuanya..
Intinya sedang “merasa beruntung” menjadi seorang phlegma yang tampak adem ayem. Sampai adik ipar yang phlegma juga bilang; “Mba Tin ko tampak ayem-ayem ajah.” aku hanya cengar cengir. Adem ayem piye?
Dan aku baru ngrasain ini, setelah kaka yang pertama ikut nungguin. Seharian mukanya tegang, semalaman juga susah tidur. Bahkan kalo ada dokter bawaannya makin tegang plus gak mw nemuin. Bayangannya hal-hal yang negatif wae. Belum lagi Ibu yang malah ikut tepar pas dateng ke Rumkit.
Wuduuu.. bukan trus aku tampak hebat dengan segala ekspresiku yang adem2 aje. Justru kusebut ini ekspresi urdu eror karena suka telat berekspresi. Saat awal Dokter membacakan ronsen, aku sempet berasa ga napak, nafas sesek, kepala rasanya aneh dan suara ilang timbul. Dan pas aku crta ke roomeetku. Kata dia,“tandanya kamu normal, Tien.”
dueng..dueng..
Yup! karena biasanya aku hampir gak pernah punya ekspresi begitu, meski sesedih apapun. Jadi suka dibilang gak normal. heheh..
Yo wislah.. life must go on toh apapun yang terjadi?
tetap jaga prasangka padaNya dan tersenyumlaaahh…
“Allah mencintaimu lebih dari yang kau perlu,” kalo kata Ajuj.*
^_^

carolus 506

Panti Rapih hari ke2 11.54
Pertama ngedenger nama itu waktu jaman SD pas ngebaca puisi ttg Jendral Sudirman atau surat yang ditulis beliau yah? huaah.. ingatanku jelek skali . Saat itu tertulis tempat dimana memang di ceritakan Jendral Soedirman membuat tulisan tersebut saat beliau sedang sakit.
Dan sekarang aku tengah berada di salah satu ruangannya di lantai 5. Rasanya nyaman sekali sebagai sebuah fasilitas publik. Meski pastinya sangat tidak nyaman berada di sini. Berasa sendirian ajah.
hmm, baiklah.. hayu aah, isi ruangan carolus 506 ini dengan ma’tsurat pagi petang, tilawah, QL, dhuha serta doa2 setiap waktu.

..dan hari ini adalah langkah awal dr mimpi smalam. Tetap jaga smangat, bersabarlah dalam menjalani proses, riuhkan langit dg doa dispanjang nafas yg qta hela.
Tersenyumlah sayang, ALLAH tak pernah ingkar janji