[sebab perjalanan adalah teman] aku dan ingatan


Semalam, hampir tengah malam aku baru sampai di kosan. Dan aku nyasar di jalan kosanku sendiri dong. *tuingtuing*

Aneh, memang. Hampir dua tahun dan aku masih suka salah ajah masuk gang. Aku kadang cuma mikir, ntar kan nembus ke jalan utama. Meski pada kenyataannya aku memang jarang sekali muter2 kompleks, tapi tetap saja itu takbisa dijadikan alasan untuk mengatakan: ingatanku terhadap tempat memang buruk sekali . Walhasil habislah aku jadi bahan “ceng-cengan” teman yang mengantarkanku. Karena semalam aku benar membuktikan, aku susah ngapal tempat. Tetapi jangan tanya kalau di suruh bicara atau mendengarkan.

Jadi inget E- Book yang kupunya, “Why Man Don’t Listen and Women Can’t Read Map,” di sana nyata sekali pemaparan tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Dilihat dari banyak sudut pandang, sehingga saat aku membacanya, aku hanya tinggal mengiyakan. Karena memang begitulah yang aku lihat selama ini tentang dunia lakilaki-perempuan. Dan sedikit banyak aku jadi bisa melihat perempuan dan laki-laki dari sisi psikologinya. *tsaah

Memang sudah settingnya, bahwa perempuan adalah kelengkapan untuk laki-laki, dan juga sebaliknya. Jadi banyak hal yang berlawanan antara perempuan dan laki-laki. Adanya memang untuk membuat segalanya terasa sempurna. Seperti yang materi khutbah Jumat yang sempet kudengar beberapa pekan lalu, bahwa menikah adalah manajemen ketidakcocokan dan manajemen kesemrawutan. Ko jadi ngomong nikah?
* 0.40, 19 Desember 2012

–belajar detail dan menajamkan ingatan lagi





24 thoughts on “[sebab perjalanan adalah teman] aku dan ingatan

  1. jaraway said: hahaha.. percoyo nek mba tin nyasar.. ning sardjito we bingung =pih.. tapi brarti aku tenanan lanang ki.. =))*jagoan baca peta dunk.. cah ambalaan ahahaha

    ahahah! gitu bangggeeet ;pmakanya kalo di jalan suka celingukan gituh, menajamkan mata liat2 tanda dr tulisan2 ;d daripada belokan yg malah bikin bingung ;))jiaaah yg njagooaaan ;p

    Like

Leave a comment