mengunjungi dusun yang ramah pada lansia

pagi itu aku tak terlalu buru-buru menuju stasiun bandung. tiket ada di salah seorang temen, dan katanya kereta berangkat pukul 7.30. meski begitu aku memilih pagi-pagi berangkat dari kosan. niatnya siy mau ngebubur dulu, tapi watir kena macet jadi aja langsung nyari angkot ke stasiun.

sebagai orang yang langganan nyasar, maka begitupula kejadian pagi itu. angkot kalapa-sukajadi gak ngelewat pintu stasiun ternyata, dan aku harus turun dan jalan lagi dan sudah di miskol-miskol pula. iya, itu gegara akunya yang gak ngeuh waktu mang angkot nanya lewat bla bla… gak? ><

sampai di stasiun sudah ada dua temen yang nungguin. perjalanan empat hari pun dimulai..

kami memakai kereta lodaya jurusan solo yang akan berhenti di yogyakarta terlebih dahulu. agenda kami mengunjungi yogya dan solo, sehingga kami berkunjung ke yogya lebih dahulu. di yogya kami akan melihat -meliput dusun ramah lansia.

sebelum ashar kami tiba di yogya dan langsung menuju tempat rehat sementara di klinik pratama RBG di bilangan Parangtritis. baru keesokan harinya perjalanan kami lanjutkan ke dusun ramah lansia yang berlokasi di dusun Karet, Pleret, Mbantul :p.

Dusun Ramah Lansia adalah konsep dusun dimana ada kader atau duta-duta ramah lansia yang melakukan perawatan penuh buat para Simbah yang tinggal di sana. mengapa dusun Karet? karena di dusun tersebut mempunyai jumlah lansia terbanyak di Bantul, yaitu sebanyak 150 orang.

dengan sukarela para duta ramah lansia tersebut mengadakan posyandu lansia sebulan sekali. di posyandu tersebut segala pantauan kesehatan lansia dicatat dengan rapi. mulai dari penimbangan, tensi, maupun penyuluhan sederhana buat para Simbah oleh dokter. jika ada keluhan yang cukup serius, maka para lansia tersebut akan dibawa menggunakan armada ramah lansia ke klinik pratama RBG atau juga rumah sakit rujukan.

selain posyandu ada juga home visit untuk lansia difable atau lansia yang mempunyai keterbatasan gerak. biasanya mereka menderita stroke atau juga penyakit lain yang menyebabkannya harus berdiam di rumah saja. untuk lansia seperti ini, para duta ramah lansia dan dokter yang bertugas akan mendatangi satu-satu rumah mereka.

sebenarnya tujuan utama dari dusun ramah lansia ini bukan hanya untuk menjaga kesehatan para lansia, tapi lebih kepada meningkatkan index of happiness mereka. 

pernah suatu hari aku silaturahim ke rumah seorang mbah, dan entah kenapa ya.. kamar mbah-mbah itu ko seringkali ditaruh di paling belakang, lembab pula. sehingga aku cuma kepikir gak akan pernah melakukan itu. meski pernah juga siy, mindahin bapak di kamar belakang yang deket kamar mandi. tapi itu juga karena bapak pengennya di belakang, biar deket kamar  mandi. tapi ko yo, kesannya anaknya tega bener. T.T

–mungkin ini juga yang terjadi pada para mbah yang lebih nyaman menggunakan kamar di belakang kali yah, lebih deket kamar mandi. tapi minimal yang banyak cahaya dan terang dan anak-anaknya harus rajin ngebersihin. noted, tin.

dan memang benar, adanya program dusun ramah lansia itu setidaknya membuat para Simbah itu lebih terperhatikan. mereka dengan semangat dateng ke posyandu, mengikuti senam lansia atau juga segera menghubungi duta ramah lansia jika terjadi keluhan sakit. 

ada beberapa kasus lansia penderita stroke setelah beberapa bulan dipantau, didatangi, diperhatiin diberi makanan tambahan mengalami kemajuan yang lumayan. yang tadinya stroke 7 tahun sudah mulai bisa duduk dan bergerak. ada juga yang bisa pelan-pelan jalan.

meski ada juga kasus lansia yang tetap nyaman tinggal di rumahnya yang pengap, kotor dan gelap. meski sakit mereka takmau dibawa ke RS atau Puskesmas. mereka lebih nyaman didatangi oleh para duta ramah lansia tersebut. 

melihat para lansia tersebut, seperti biasa, aku lebih banyak diam. rasa-rasanya seperti melihat nenek dan ibu sendiri. yang terpikir pertama, dimana anak mereka? meski kita juga takperlu dan takboleh men judge anaknya membiarkan begitu saja orang tuanya tampak tak terawat.

rata-rata kesibukan anak-anak mereka bekerja yang menyebabkan para kakek dan nenek itu kurang terperhatikan. dan tak sedikit pula yang memang bersikeras gakmau lagi ngerepotin anak. 

sehari itu aku banyak belajar. banyak pula menyaksikan senyum para ibu-ibu juara yang sabar mendatangi rumah pengap, meski harus memakai masker karena mbah-nya memang bisa buang air di mana saja. dari kader atau duta ramah lansia itu gak ada anak mudanya siy, heu.. menurut ibu-ibu itu anak-anak mudanya pada sibuk kerja dan jarang ada yang mau gabung.

“kita kan juga pengen dapet KMS, mba.. Kartu Menuju Surga,” salah satu duta ramah lansia itu berseloroh di depanku yang dengan spontan langsung di aamiin-in oleh yang mendengarnya.

menyenangkan sekali mengunjungi dusun Karet itu. banyak spot asik buat poto #eh :D. barang-barang vintage masih tersebar di mana-mana. jendela-jendela oke buat foto juga buanyaak. *halah :))

empat jempol buat para duta ramah lansia di sana. kebayang sabarnya ngelayanin mbah-mbah. iyah, aku yang kebagian ngerawat bapak setahun aja banyak gak sabarnya. banyak ngeluhnya, banyak belajarnya.

semoga Allah memberikan keberkahan selalu buat para penggeraknya, buat para donatur yang terlibat di sana dan buat anak-anak yang selalu membaktikan hidupnya demi kebahagiaan serta kenyamanan orang tuanya. eiya, dusun Karet itu wilayah binaan cita sehat foundation yang merupakan member of RZ. *itu kenapa disebutin para donatur hehe.. :D.

maaph random gini tulisannya dan poto akulupa itu sapa yang moto.  :))

bandung, 12/3/15

This slideshow requires JavaScript.

 

6 thoughts on “mengunjungi dusun yang ramah pada lansia

Leave a comment