menghapus kenang, meluruhkan bulirbulir rindu.
satu per satu
masihkah kenang itu menggenang?
aku masih mengelap kenang,
membersihkannya dari debudebu yang membuatnya tak gemintang
masihkah ia menjadi pemenang
dan pemilik hati di akhir desembermu?
bahkan ia masih memenuhi ruang hatiku,mengisi kekosongan ruang rinduku
matanya, puisi. senyumnya, puisi
meski ruang kenang itu masih amatlah lapang,
namun percayalah bahwa lukisan dindingnya telah usang.
saatnya kau kelir ia dengan sulur pelangi,
matahari akan menjulurkan cahayanya
dan hujan sejuk menitiskan aroma masa depan.
menarilah kalian di sana,
di bawah jendela rumah beratapkan
teduh titahNya.
saat Ia berkehendak, kenang itu akan terhapus
bersama waktu yang membebat seluruh rindu
dan akan ada cerita baru
tentang aku dan kamu
Soeta 550
14/2/12
**with diajengajeng
satu per satu
masihkah kenang itu menggenang?
aku masih mengelap kenang,
membersihkannya dari debudebu yang membuatnya tak gemintang
masihkah ia menjadi pemenang
dan pemilik hati di akhir desembermu?
bahkan ia masih memenuhi ruang hatiku,mengisi kekosongan ruang rinduku
matanya, puisi. senyumnya, puisi
meski ruang kenang itu masih amatlah lapang,
namun percayalah bahwa lukisan dindingnya telah usang.
saatnya kau kelir ia dengan sulur pelangi,
matahari akan menjulurkan cahayanya
dan hujan sejuk menitiskan aroma masa depan.
menarilah kalian di sana,
di bawah jendela rumah beratapkan
teduh titahNya.
saat Ia berkehendak, kenang itu akan terhapus
bersama waktu yang membebat seluruh rindu
dan akan ada cerita baru
tentang aku dan kamu
Soeta 550
14/2/12
**with diajengajeng
Puisi yg indah… Tfs ya tin, semoga selalu sehat 🙂
LikeLike
great
LikeLike
MasyaAllah, fotona cantik pisan >,<Eh iya, aku di kemang loh :p
LikeLike
kapan lagi bisa bikin puisi yah…
LikeLike
kamuuuhh rinduu akuuh yaa, kan baru kmrinn kita ketemu 😛
LikeLike
indah … he he he …
LikeLike
Slalu suka puisi2mu mb tin..^_^
LikeLike
Sangat indah ….
LikeLike
soeta? kemana?
LikeLike
mengingatkan pada gadis berwajah puisi.
LikeLike