sejak dulu aku hampir nggak pernah ke rumah sakit. keluargaku juga alhamdulillah sehat-sehat aja dan jarang berkunjung ke sana. jadi waktu aku nunggu bapak, adalah pengalaman pertamaku mengurusi orang sakit. bahkan sebenernya aku paling mati gaya nungguin orang sakit, bingung nggak tau harus gimana. tapi Bapak emang nggak bisa diem juga, jadi asik-asik aja ceritaceriti sama bapak. nggak jadi deh, mati gayanya
yogya sebenernya bukan kota yang asing juga untukku. SPMB dulu aku di yogya, pernah juga jalan-jalan seharian sama temen kesana. tapi sejak bapak akhirnya dirujuk ke RS yogya dan aku yang harus mengurusi semuanya, ya mau nggak mau. aku yang berkali-kali menanda tangani semua berkas operasi kecil hingga besar. aku yang konsul ke dokter, yang pastinya selalu di tanya.. “Mba, sendirian? ada keluarga lainnya?”
dan aku sampai bingung, kenapa itu dokter-dokter pada nanya mulu, aku sendirian? nggak sekali dua kali. si kakak juga ributribut, “Titin, pasti pusing yah, bingung yah sendirian?”
tapi dasar akunya lempeng, malah jadi mikir, emang kenapa kalo sendirian? perasaan akunya biasa-biasa aja.
tapi memang sebenernya mah rada rieut juga. sendiri, nggak ada saudara yang deket untuk sekedar pulang. dan nggak ada orang yang bisa diajak berbagi. tapi Allah mah baik, amat baik. Dia menghadirkan saudara-saudara yang awalnya hanya dikenal lewat tulisan saja. mereka rajin menjenguk dan menawarkan bantuan. ada juga saudara yang baru kenal dari temennya temen *nah lo? tapi bener-bener menganggap kami sebagai tamu, dan segala keperluan dipenuhi. dari antar jemput kemanapun, saat membutuhkan donor segera, sarapan pagi hingga baju ganti. padahal sebulan lebih aku ada di yogya. hingga kemudian bolak balik untuk cek up pun masih sering melibatkan mereka. ah, indahnya ukhuwah itu
ada juga yang tergopoh-gopoh dateng dari Bekasi, dari Bandung, dan ada juga yang sengaja mampir disela-sela waktu kunjungannya ke yogya, hanya untuk menemani akhir pekanku. menyuntikkan semangat untukku, untuk Bapak. dan mungkin ini aneh buat orang-orang rumah, pas di tanya. “Titin kenal dimana?” pasti kujawab, “baru ketemu ini.”
belum lagi temen-temen Bapak, yang datang silih berganti. hingga aku benarbenar merasa, aku nggak sendirian, kita nggak sendirian, Pak.. ada doa-doa yang senantiasa terlantun dari saudara-saudara kita.
hingga akhirnya aku hanya bisa berkata; “..kau adalah jawaban dari doa yang bahkan aku lupa pernah memintanya.”
yah, mungkin saja ini adalah jawaban dari doaku, doa Bapak, atau doa dari keluarga kami tentang kemudahan. kemudahan dalam segala urusan kami, yang bisa jadi takserta merta di kabulkan, namun pending hingga saatNya tiba. bahkan mungkin kami lupa pernah memintanya, tapi tidak buat Allah bukan? Allah Maha menepati janji.
sesungguhnya hanya Allah yang mampu menggerakkan hatihati mereka, hingga begitu mudahnya bertemu denganku. dan menganggapku, menganggap kami menjadi saudaranya.
rumahlentera, 17.25
2/2/12
yogya sebenernya bukan kota yang asing juga untukku. SPMB dulu aku di yogya, pernah juga jalan-jalan seharian sama temen kesana. tapi sejak bapak akhirnya dirujuk ke RS yogya dan aku yang harus mengurusi semuanya, ya mau nggak mau. aku yang berkali-kali menanda tangani semua berkas operasi kecil hingga besar. aku yang konsul ke dokter, yang pastinya selalu di tanya.. “Mba, sendirian? ada keluarga lainnya?”
dan aku sampai bingung, kenapa itu dokter-dokter pada nanya mulu, aku sendirian? nggak sekali dua kali. si kakak juga ributribut, “Titin, pasti pusing yah, bingung yah sendirian?”
tapi dasar akunya lempeng, malah jadi mikir, emang kenapa kalo sendirian? perasaan akunya biasa-biasa aja.
tapi memang sebenernya mah rada rieut juga. sendiri, nggak ada saudara yang deket untuk sekedar pulang. dan nggak ada orang yang bisa diajak berbagi. tapi Allah mah baik, amat baik. Dia menghadirkan saudara-saudara yang awalnya hanya dikenal lewat tulisan saja. mereka rajin menjenguk dan menawarkan bantuan. ada juga saudara yang baru kenal dari temennya temen *nah lo? tapi bener-bener menganggap kami sebagai tamu, dan segala keperluan dipenuhi. dari antar jemput kemanapun, saat membutuhkan donor segera, sarapan pagi hingga baju ganti. padahal sebulan lebih aku ada di yogya. hingga kemudian bolak balik untuk cek up pun masih sering melibatkan mereka. ah, indahnya ukhuwah itu
ada juga yang tergopoh-gopoh dateng dari Bekasi, dari Bandung, dan ada juga yang sengaja mampir disela-sela waktu kunjungannya ke yogya, hanya untuk menemani akhir pekanku. menyuntikkan semangat untukku, untuk Bapak. dan mungkin ini aneh buat orang-orang rumah, pas di tanya. “Titin kenal dimana?” pasti kujawab, “baru ketemu ini.”
belum lagi temen-temen Bapak, yang datang silih berganti. hingga aku benarbenar merasa, aku nggak sendirian, kita nggak sendirian, Pak.. ada doa-doa yang senantiasa terlantun dari saudara-saudara kita.
hingga akhirnya aku hanya bisa berkata; “..kau adalah jawaban dari doa yang bahkan aku lupa pernah memintanya.”
yah, mungkin saja ini adalah jawaban dari doaku, doa Bapak, atau doa dari keluarga kami tentang kemudahan. kemudahan dalam segala urusan kami, yang bisa jadi takserta merta di kabulkan, namun pending hingga saatNya tiba. bahkan mungkin kami lupa pernah memintanya, tapi tidak buat Allah bukan? Allah Maha menepati janji.
sesungguhnya hanya Allah yang mampu menggerakkan hatihati mereka, hingga begitu mudahnya bertemu denganku. dan menganggapku, menganggap kami menjadi saudaranya.
rumahlentera, 17.25
2/2/12
Rumah adalah ketika kau bisa meraih bahagia. Selamat kembali pulang!
LikeLike
Waaaa siapakah sahabat2 maya yg ajaib itu teh? Semoga اَللّهَ lapangkan urusan mereka ya teteeh.. Ari teteh teh asli mana? Naha berobat dugi jogja? Bapak orang sana? Hehehee #banyaktanya
LikeLike
“..kau adalah jawaban dari doa yang bahkan aku lupa pernah memintanya.”aih…. *meleleh* like this!
LikeLike
hwa..teteh,sendirian ngurusin kesana kemari. dependable banget (>,<)teteh anak tunggal?
LikeLike
Jadi inget perbincangan sore di selasar salman :))
LikeLike
titiinnn…. *bighug *
LikeLike
jalan-jalan ke Jogja yuk, Teh? atau di Bandung aja? =p
LikeLike
Allah memang Maha Berkehendak.
LikeLike
yup! ^.*
LikeLike
ikhwah jogja neng ;d. aamiin :)titin asli kebumen, org tua dari sono. cuma kul di bandung aja smp sekarang. hehe
LikeLike
:’)
LikeLike
hehe.. 4 bersaudara, cuma yg luang memang titin. ;dada pakde sm bude.. tapi yg kesana kemari tetep titin siy.. ;))
LikeLike
yup ;)kapan kesana lagi?nongkrong di kedai2 gelap nyawang ;d
LikeLike
peluk Mba heeeen
LikeLike
ke bandung sinih sinih. gak usah bilang2 titin, ;pogah juga, klo cuma jus sawo doang di jogjanya ;p
LikeLike
betul. Pak Iwan 🙂
LikeLike