ia rindu



lihatlah di beranda, dedaun jatuh berserak sebagai serpihan rindu yang ingin kusapu.

“percuma kau sapu dedaun itu, karena ia akan terus berguguran layaknya rindu yang tak tahu malu.”

apakah perlu kusulut api, agar ia hanya menyisa abu?

“abu itupun akan lesap bersama tanah yang kan menyuburkan rindu dedaun pada embun.”

jadi lebih baik kubiarkan ia terus bertumbuh, mengakar dari ketabahan tanah, merimbun keikhlasan dedaun, meski pada akhirnya akan jatuh oleh angin yang sama yang membisikkan kata-kata berbeda?

“rindu adalah rindu, ia terus meluruh pada daun, rebah bersama dzikir2 tanah. rindu adalah rindu, ia rasa paling tabah yg menjelma doa saat awan merindu hujan. rindu adalah rindu, ia adalah sekat terjauh dari hatihati yang paling dekatpun. sebab ia rindu, jeda yang nyata diberikan Tuhan agar cinta kembali menemui kebermaknaannya.”

(hujanbandung, 13.10)

21 thoughts on “ia rindu

Leave a comment