sebuah dialog

bapak : “tin, yayu kenapa nangis? bapak bingung nek yayu nangis..”

*terdiam*

me : “yayu bingung, bapak mboten purun dhahar..”
bapak: “ya udah, yu.. yayu jangan nangis terus, niy lihat aku maem. aku arep maem. tin dulangi Bapak maem. yayu berhenti ya, nangisnya..”

*berkaca-kaca*

tak seperti biasanya kulihat dia menangis didepannya. baru sekali kudapati ia menangis didepannya.

Bapak : “kowe nangapa nangis? aja sedih..”
Dia : *sesenggukan, ngliat roti dan susu utuh.*
Bapak : “wis, kowe aja sedih. bapak pengen banget maem, tapi wong gak bisa. muntah terus nek diisi. gimana lagi? kowe aja sedih, yaa.. mengko bapak maem”

..bahkan dia selalu menghibur kami, melarang kami untuk sedih dan menangis. dan kau tahu, aku ‘tak pernah’ menangis untukmu. aku selalu tersenyum bangga meski mata berkaca di depanmu. aku selalu berkata;

“Ia yang memilihkannya untukmu, pasti Ia pula yang akan memperhitungkannya. di dunia dan di akhirat.”

ternyata ujian ini memang sebenar-benar untuk kami yang masih sehat. tarbiyah ini untuk kami, agar bisa memaknai syukur dan sehat dengan cara yang diperlihatkanNya.




15.00-101011
: dengan segenap cinta untukmu, aku yakin Allah menjagamu selalu, dengan sepenuh-penuh penjagaanNya ^,^


17 thoughts on “sebuah dialog

  1. titintitan said: dengan segenap cinta untukmu, aku yakin Allah menjagamu selalu, dengan sepenuh-penuh penjagaanNya ^,^

    Sabar y mb tin..Jadi ikt b’kaca2 bacanya…Semangat mb tin,smg bpak lekas sembuh..Allah tdak pernah salah memilihkan sesuatu untuk kita…^_^

    Like

  2. titintitan said: Ia yang memilihkannya untukmu, pasti Ia pula yang akan memperhitungkannya. di dunia dan di akhirat.”

    nuhuuun, semua atas doanyaa.. :)Smoga Allah senantiasa memberikan berkah untuk kalian semua ^,^Mba April: Yayu itu Ibu, Titin biasa manggil Ibu dengan panggilan Yayu,meski sebenernya arti kata yayu itu Mba ato kaka ;d

    Like

Leave a comment