[Percakapan Kecil] Menggumam Mendoa



langit jakarta pagi ini seperti telur mata sapi setengah matang. tampak lezat untuk disantap. “pagi, tjintah! tetaplah berpendar seperti mentari. :)”

ah, aku berkaca membacanya.. 😥

ada pesan yang belum bisa kubaca, huruf-huruf kecil yang kau gurat di kaca jendela saat hujan kemarin lusa.

biarlah ia tetap rahasia. hingga doa-doa mampu menyublimnya menjadi cahaya. menjelma airmata bahagia saat ia menggenapkan purnama diantara kerlip gemintang bersahaja. maka itulah saatpaling makna. untukku, untukmu, untuknya.

kubiarkan cahaya bintang memilikimu,
kubiarkan angin, yang pucat dan tak habis-habisnya
gelisah, tiba-tiba menjelma isyarat,
merebutmu
entah kapan kau bisa kutangkap *)


*) Nocturno SDD


**paviliun Wijaya Kusuma 16.39



29 thoughts on “[Percakapan Kecil] Menggumam Mendoa

Leave a comment