hujan, jingga dan secangkir teh

jingga
selamat pagi hujan,
pesan yang kau tulis dikaca jendela belum jua mampu kubaca

hujan
menjumpaimu jingga,
bait doa yang takpernah alpa kurapal pada tiap jeda yang Ia cipta

secangkir teh
aku takkan mungkin bosan. meski senja yang gelisah terpaksa mencecap habis harum melati tanpa pelangi. namun esokhari kuharap kita dapat bersitatap.



kebumen, 4 Agustus 2011
petirahan, 17.10

16 thoughts on “hujan, jingga dan secangkir teh

Leave a comment