satu

“tapi sampai kapan?”
wajar sebenarnya mengucapkan kalimat tersebut ketika kita mendapat sebuah ujian atau apalah namanya. tapi ibarat mengerjakan soal ujian, bukankah sang pemberi soal-lah yang menunggu kapan kita bisa menyelesaikan ujian tersebut. sampai dimana kemampuan kita mengerjakan soal sesuai dengan materi yang sebenarnya juga telah diberikan. pun ketika kita tak bisa menyelesaikan ujian dengan baik, biasanya akan ada remidi.
ah, bukankah Ia tak pernah ingkar janji. takkan ada beban tanpa pundak, kawan. takkan Allah memberikan beban melebihi kemampuan. berjanjilah untuk lulus pada ujian kali ini, hingga Allah takkan memberikan remidiNya.
semangat satu ramadhan! mana targetanmu, Tin?!

20 thoughts on “satu

  1. Saya kemarin tertohok dengan kalimat ini…Bukannnya target Ramadhan harusnya adalah menjadi pribadi yang (lebih) bertaqwa…? Bukan sekedar amalan yaumiyah yang harusnya sudah biasa kita lakukan…

    Like

Leave a comment